Gambar ilustrasi Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. (Foto Google). Kepala Desa Ribang, Paulinus Badar, memiliki kerinduan besar untuk menjadikan Paroki Wairpelit sebagai paroki mandiri. Namun, kerinduan Linus Badar ini terkendala dengan munculnya sekawanan kecil umat yang menganut status quo. Mereka tidak mau berubah, tetapi ingin mempertahankan kondisi Wairpelit seperti sekarang ini. Untuk itu, dia menawarkan metode pembasuhan otak. Membuka cakrawala berpikir umat dan menanamkan nilai-nilai yang baik ke dalam otak mereka. “Pada malam perjamuan terakhir, Yesus berlutut dan membasuh kaki keduabelas murid-Nya. Atas cara yang sangat radikal, Ia menjelaskan kepada mereka arti kasih dan pelayanan. Saya kira, umat yang terus menjauh dari persekutuan umat Allah perlu dibasuh otak dan hatinya, agar mereka sadar apa makna persatuan dan perubahan dalam Gereja,” kata Linus saat saya jumpai di Pendopo Pastoran Paroki Wairpelit, Kamis (13/4/2017)...
Coretan-Coretan Lepas Yovan Rante, SVD