OMK Paroki St. Yohanes Pemandi Lengko Elar (Foto: Facebook Fill Wulengsa) |
Tema: Meneladani Maria – Memberi Diri dan Melayani
Tujuan: (1) Mendalami teks Lukas 1:26-38; (2)
Menemukan keutamaan-keutamaan dalam diri Perawan Maria; (3) Menerapkan teladan
Maria dalam kehidupan sehari-hari.
Inspirasi: Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Anak
Muda Sedunia XXXIV, Panama, Januari 2019 dan Injil Lukas 1:26-38.
PENGHUBUNG:
Ada
sebuah kesamaan yang menghubungkan Maria (saat ia mendapat kabar gembira)
dengan kaum muda yaitu sama-sama orang muda. Ketika pertama kali mendapat
panggilan Allah, Maria diperkirakan masih berusia 16 tahun. Dalam OMK, Maria tergolong kelompok taruna.
JAWABAN
MARIA: Saat mendapat kabar dari malaikat Gabriel, Maria dengan
yakin menjawab: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba TUHAN; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu” (ay. 38). Jawaban
Maria adalah sebuah “YA” yang berani dan murah hati. Sebuah jawaban YA dari
seseorang anak muda yang telah memahami rahasia dari panggilan itu: keluar dari
dirinya sendiri (egoisme) untuk melayani orang lain. Hidup kita akan menemukan
makna, hanya akan menemukan makna dalam pelayanan kepada TUHAN dan sesama.
Ketika kita aktif sebagai OMK, berpartisipasi dalam kegiatan bersama, dan
memberikan sesuatu bagi ALLAH dan sesama umat, saat itulah hidup kita mempunyai
arti. Kalau kita hanya hidup untuk diri kita sendiri, hidup kita sesungguhnya
tidak punya makna apa-apa.
KEKUATAN
ORANG MUDA: Banyak orang muda, beriman ataupun tidak, pada masa
mudanya menunjukkan kerinduan untuk membantu orang lain, berbuat sesuatu yang
berarti bagi orang lain. Inilah kekuatan dari anak-anak muda, kekuatan dari
kita semua yang sanggup mengubah dunia. Inilah revolusi yang sanggup
mengalahkan kekuatan besar di dunia ini yakni revolusi pelayanan. Dorongan
untuk selalu berbuat baik kepada sesama ini perlu kita hidupkan dalam hati
masing-masing dan perlu dijalankan, baik secara pribadi maupun bersama.
SIKAP
MENDENGARKAN SEPERTI MARIA: Memberikan diri untuk melayani orang
lain tidak hanya berarti siap melakukan sesuatu, melainkan juga siap sedia
untuk berdialog dengan ALLAH dalam sikap mendengarkan seperti yang dilakukan
Maria. Maria mendengarkan dulu apa yang dikatakan malaikat, baru sesudah itu
dia menanggapi. Sikap mendengarkan Allah dalam keheningan hati ini membantu
kita mengenali identitas serta panggilan yang ALLAH inginkan bagi kita. Itulah
sebabnya mengapa kita butuh waktu hening dalam hidup. Dalam doa-doa pribadi,
dan pada kesempatan tertentu, sediakan waktu hening untuk mendengarkan Allah.
Sendiri bersama ALLAH, bukan sendiri
bersama HP. Sikap mendengarkan ini juga perlu kita hidupi dalam kehidupan
bersama: mendengarkan pastor paroki, mendengarkan pengurus dewan, mendengarkan
pengurus OMK, mendengarkan orangtua, mendengarkan guru, dan lain sebagainya.
Ketika kita tidak sanggup mendengarkan, saya pastikan, kita akan gagal
melaksanakan hal yang baik.
BENTUK-BENTUK
PANGGILAN: Panggilan dalam hidup kita dapat memiliki berbagai
bentuk: dalam pernikahan, hidup bakti, imamat. Tapi yang pasti, tidak pernah
berbentuk egoisme; tidak ada panggilan egoisme, panggilan untuk hidup hanya
untuk diri sendiri. Semua bentuk panggilan adalah cara untuk mengikuti Yesus,
dan itu selalu mengarah keluar diri. Yang terpenting ialah menemukan apa yang
Tuhan harapkan dari kita dan berani untuk mengatakan YA. Kalau kita telah
memilih panggilan hidup kita, maka kita semestinya menghidupinya dengan penuh
ketulusan.
LANGKAH
PERTAMA UNTUK BAHAGIA: Maria adalah perempuan yang bahagia sebab
ia murah hati terhadap ALLAH serta membuka diri pada rencana yang dimiliki ALLAH
baginya. Permintaan Allah kepada kita,
seperti kepada Maria, bukanlah untuk memadamkan mimpi-mimpi, cita-cita,
melainkan untuk menyalakan kerinduan, untuk menjadikan hidup lebih berbuah, dan
menumbuhkan banyak senyuman serta menyukakan banyak hati. Memberikan jawaban
pasti kepada ALLAH merupakan langkah
pertama untuk bahagia serta membahagiakan banyak orang.
APA
YANG ENGKAU INGINKAN DARIKU, TUHAN? : Berusahalah masing-masing
untuk masuk ke dalam batin dan katakan kepada Allah: “apa yang Engkau inginkan
dariku?” (St. Francis of Assisi: Lord,
what do you want me to do?). Biarkan Allah berbicara kepada kita dan kita akan
melihat hidup kita bakal berubah dan menjadi penuh sukacita. Berusahalah untuk
aktif dalam kegiatan bersama sebagai OMK.
SETIAP
PENGURBANAN ADALAH DOA-IBADAH: Dalam kehidupan ini, boleh
jadi kita jenuh, tidak bergairah, dan merasa tidak ada gunanya menjadi OMK.
Namun satu yang perlu kita ingat: di saat kita tidak suka menjadi anggota OMK
tetapi kita terus berusaha untuk melawan
rasa tidak suka itu, kita sesungguhnya sedang
mengurbankan egoisme diri kita bagi Tuhan dan sesama. Dan perlu kita
tahu, setiap pengurbanan adalah sebuah bentuk ibadah, sebuah model lain dari
doa. Maka ketika kita aktif sebagai OMK, pada saat yang sama kita sedang
beribadah, kita sedang berdoa.
MASA
PRAPASKAH: Masa tobat, masa membarui diri. Mari kita kembali ke
dalam diri dan bertanya: sudahkah saya menjadi seorang OMK yang baik? Sudahkah
saya memiliki sikap berkurban dengan menyerahkan diri kepada TUHAN untuk
melayani DIA dan sesama? Jika belum, apa yang akan saya lakukan pada masa-masa
mendatang?
Komentar
Posting Komentar