Langsung ke konten utama

[Sajak] Buku Terbaik untuk Kumpulan Puisimu


OLEH YOVAN RANTE

Buku terbaik untuk kumpulan puisimu semestinya adalah tindakan. Kertas akan usang, huruf-huruf bakal berceceran, tanda baca takkan abadi mengapiti kata. Sedang tindakan, tiada seorang pun sanggup mencoretnya dari kenangan.

Kau berpuisi tentang Tuhan, tapi ibadah dan amal baktimu sama bobroknya. Ketika ditanya mengapa tak berdoa, kau bilang dirimu mengutamakan aksi. Namun, saat orang lain beraksi kau tak terlihat ada di sana, lantas kau berkilah: aksi tak mesti sama-sama, bisa seorang diri saja.

Kau puisikan pula cinta bunda dan ayahmu, tentang masa bocahmu yang indah-indah. Kala engkau menetek di kembar payudara ibumu hingga kendur bentuknya, meninju-ninju rahang ayahmu sampai roboh giginya. Namun, tak sekalipun kau kunjungi mereka pada usia senjanya. Sesekali memang kau rindu pulang, tapi itu pun ketika kau ditimpa prahara.

Kau berpuisi tentang guru-gurumu, pahlawan turun-temurun yang tak pernah dihargai jasa-jasanya. Namun kau memandang hina para honorer yang meratap di panas jalanan, ketika menuntut keadilan upah. Kau terus berdiam diri saja, melipat tangan, lalu mulai menulis puisimu.

Kau puisikan pula kondisi negerimu yang tiada tanda maju-maju ini. Tentang warganya yang lebih suka galau, sindir-menyindir, sikut-menyikut, tinju-meninju, tembak-menembak. Namun kau membuang-buang waktu belajarmu, hingga kuliahmu tak kelar-kelar.  Biasalah, seniman itu anti keteraturan, kau beralasan.

Kau kotbahkan indahnya kerukunan, tapi kau lebih memilih berdiam dalam kekakuan. Kau curiga terhadap perbedaan, dan menganggap kelompokmu yang paling benar.  

Sudah berapa bukukah puisimu?
tunjukkan indahnya padaku lewat tindakan.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Di Rumah Bapa-Ku Banyak Tempat Tinggal” [Renungan Ibadat Kematian]

Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. (Yohanes 14:1-2a) Keluarga yang berduka, Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Yesus ... Air mata akan selalu membasahi pipi, ketika kita mengenang almarhum Bpk. Silvanus Meng Ada. Tak ada yang sanggup membendung duka, tiada yang sanggup menahan derita. Namun air mata kita, hendaknya dimaknai sebagai duka atas kepergian, bukan duka atas kehilangan. Meninggalnya bapak hanyalah tanda kepergian, dan kita akan menyusulnya kelak. Bapak telah meninggalkan kita, meninggalkan rumah ini. Namun di masa mendatang, kita akan bersama-sama bapak lagi, di Rumah Bapa Allah. Bagi kita yang masih hidup, rumah pertama-tama dimaknai sebagai bangunan, tempat kita berdiam. Ada rumah beratap senk, rumah beratap genteng, rumah beratap bambu, rumah beratap alang-alang, rumah beratap rumbia. Ada rumah berdiding tembok, rumah berdinding papan, rumah berdinding pelupuh. Ada...

Materi Rekoleksi Orang Muda Katolik (OMK) - Renungan II

OMK Paroki St. Yohanes Pemandi Lengko Elar  (Foto: Facebook Fill Wulengsa) Tema: Meneladani Maria – Memberi Diri dan Melayani Tujuan : (1) Mendalami teks Lukas 1:26-38; (2) Menemukan keutamaan-keutamaan dalam diri Perawan Maria; (3) Menerapkan teladan Maria dalam kehidupan sehari-hari. Inspirasi : Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Anak Muda Sedunia XXXIV, Panama, Januari 2019 dan Injil Lukas 1:26-38. PENGHUBUNG: Ada sebuah kesamaan yang menghubungkan Maria (saat ia mendapat kabar gembira) dengan kaum muda yaitu sama-sama orang muda. Ketika pertama kali mendapat panggilan Allah, Maria diperkirakan masih berusia 16 tahun. Dalam OMK, Maria tergolong kelompok taruna. JAWABAN MARIA: Saat mendapat kabar dari malaikat Gabriel, Maria dengan yakin menjawab: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba TUHAN; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” ( ay. 38). Jawaban Maria adalah sebuah “YA” yang berani dan murah hati. Sebuah jawaban YA dari seseorang anak muda yang telah memahami ra...

Susunan Ibadat Tanpa Imam Untuk Hari Minggu Palma (A/1)

A.       PEMBUKAAN DAN PERARAKAN 1.         Nyanyian Pembuka (Untuk membuka ibadat, mempersatukan umat, menyambut tema ibadat,   mengiring masuknya petugas liturgy. Hendaknya dinyayikan bersama). 2.         Tanda Salib Pemandu/Pengantar (P) dari tempat duduknya menandai diri dengan tanda salib; demikian juga umat, sambil berkata: P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. U : Amin. 3.         Salam Pembuka Pemandu/Pengantar (P) mengucapkan salam berikut dengan tangan tertutup: P :   Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus selalu bersamamu . U : Dan bersama rohmu. 4.         Kata Pembuka/Tema/Pengantar P :    Saudara-saudari terkas...