Pada
senja hening ini, ketika bumi menanti kabut malam hari
dan
burung-burung pipit bergegas ke sarang,
kutengadahkan
hati penuh syukur
mengenang
jasa-jasamu wahai pahlawan bangsa.
Kunyalakan
lilin-lilin kecil dan kueja namamu satu demi satu:
Sugondo Djojopuspito, Joko Marssaid, Muhammad Yamin, Amir Sjarifudin
dan kaum muda seluruh negeri yang telah memberi diri bagi bangsa ini.
Sugondo Djojopuspito, Joko Marssaid, Muhammad Yamin, Amir Sjarifudin
dan kaum muda seluruh negeri yang telah memberi diri bagi bangsa ini.
Kukenang
kembali api semangatmu saat kau ikrarkan sumpah keramat itu
bertanah air
satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia.
nyalanya
menerangi akal, hangatnya menggelorakan raga
mempersatukan segenap taruna Indonesia, menuju gerbang kemerdekaan.
Delapan puluh
delapan tahun kini
api warisanmu mulai
redup, angin mendesak, embun pun turun
dingin yang
aneh melanda kaum muda di seluruh negeri,
Indonesia
seakan bukan milik kami lagi.
Narkoba telah nodai
seragam pelajar, semangat juang berganti tawuran
handphone
dan televisi merenggut pergi jam belajar kami
kemanjaan zaman
telah rasuki generasi ini
kami hilang
bentuk, menggigil menuju maut.
Beri kami api
semangatmu, terang nan benderang, hangat yang abadi,
Kokohkan
tulang-belulang kami ‘tuk bangun negeri
murnikan daging
dan darah kami ‘tuk mengisi warisan kemerdekaan ini
Beri kami api
semangatmu, satukan pemuda Sabang sampai Merauke,
buatlah kami
bangga bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu,
sampai tiba
waktunya selimut kemakmuran ‘kan memeluk seluruh negeri.
Komentar
Posting Komentar